Kamis, 31 Mei 2012

The Prayer






Saya bukan rindu menulis.
Saya rindu berdoa.
Jadi ini yang saya lakukan disini,
Berdoa.


Rabu, 30 Mei 2012

The (She)cret






I wonder which is preferable, to walk around all your life swollen up with your own secrets until you burst from the pressure of them, or to have them sucked out of you, every paragraph, every sentence, every word of them, so at the end you’re depleted of all that was once as precious to you as hoarded gold, as close to you as your skin - everything that was of the deepest importance to you, everything that made you cringe and wish to conceal, everything that belonged to you alone - and must spend the rest of your days like an empty sack flapping in the wind, an empty sack branded with a bright fluorescent label so that everyone will know what sort of secrets used to be inside you?

(What it is that we're looking for?)


- Posted using BlogPress from my iPad

Selasa, 29 Mei 2012

The Tears





Sometimes I can't help but wonder if your tears taste like rains.




- Posted using BlogPress from my iPad

The Falling Star






You can't catch a falling star,
More over put in a jar.
What you can do is just cherish,
Hoping that it burns while fullfilling your wish.

- Posted using BlogPress from my iPad

Senin, 14 Mei 2012

The Exception





Kalau ada yang berubah dari saya these last couple of years, it is probably my ability to trust. I have come to a point when it was so hard to have a little faith. Jangankan kisah cinta ala dongeng-dongeng dimana kata penutupnya berupa "dan mereka hidup bahagia selamanya", the thoughts of planning the future aja scared me to death. Its like that whenever im happy, i have this thought on the back of my mind that the happiness wont last that long. That every good story will come to an end, a bad one.

On one hand, i deserved to act like a lunatic when it comes to love relationship. Bagamana tidak? Wanita yang saya cintai setengah mati, wanita yang terus menerus berkata bahwa saya adalah orang yang tepat untuk dia, wanita yang menatap mata saya dan berkata bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan saya .. Membuang saya begitu saja.
Dia melepaskan saya tepat pada saat saya hanya memiliki dia. Dia berpaling saat saya tidak punya lagi jala pengaman yang cukup kuat menopang hidup saya.
Jadi salahkah kalau setelahnya saya begitu pahit memandang cinta?
Salahkah kalau setelah itu saya bersumpah bahwa saya tidak akan menjadi si lemah yang mengemis cinta?
I grew skeptic, and it makes work very hard to improve myself. So nobody will belittled me anymore.

But then out of nowhere, i met her. Im not looking for her, nor interested in finding a new love. Saat itu entah bagaimana, saya sudah mulai bisa berdamai dengan kekosongan hidup saya. Saya sudah mulai bisa mengabaikan apa yang tidak lengkap dan memfokuskan diri dengan hal-hal kecil yang masih tersisa sepeninggal kekasih saya. Tidak mudah, cuma entah bagaimana ... Saya mulai bisa.

Me and her, it wasnt an instant connection.
She wasn't my type, and i know i wasn't hers. But probably what attracts me to her is the fact that she doesn't look interested in knowing me more. I like challenge, i always have.
So i chase her.. And it wasn't easy since she hasn't moved on at that time. But something grows, dan not long after that .. We become a couple.

Are we a perfect couple? No we're not. But we are a happy couple.
Saya mungkin tidak akan pernah menjadi tipe wanita yang dia impikan sejak dulu seperti dia mungkin tidak pernah seratus persen cocok dengan kriteria saya, tapi kami jatuh cinta. Kami jatuh cinta dengan cinta yang bertumbuh semakin dalam setiap harinya, cinta yang tiba di satu titik dimana kami tidak perduli lagi dengan tipe dan kriteria.

She was amazing. Not because she is super cute or super nice or super smart. She was amazing karena bersama dia, saya belajar untuk percaya.
She was amazing because she has a good forgiving heart which never ceases to amaze me.

And for me, she's an exception. The reason i've woken up with a determination to be a better person because she deserves a better me.
She is not my everything, but she is the glue that hold my everything in their right place.

And for her, i'm willing to grow a faith. A faith to trust that even if someday we're not meant to be together, it is still a tale worth enough to be fought for.


Love,




- Posted using BlogPress from my iPad

Sabtu, 12 Mei 2012

The Promise







I might not look serious when i said it,
But I want you to know, that when i said i want you to marry me .. I really wish for it to happen. Just make it happen. Will you?




- Posted using BlogPress from my iPad

The Happiness






It's been years since I've been this happy. Bahkan pernah ada satu masa dimana saya berpikir bahwa saya tidak akan pernah bahagia lagi selamanya.
Masa-masa terburuk dalam hidup saya, yang bahkan tidak pernah saya sangka akan mampu saya lalui dengan jiwa yang tetap sehat.
Tapi ternyata benar apa kata orang-orang. Dunia tak pernah berhenti berputar, dan patah hati itu bukan akhir dari segalanya. Waktu itu punya sejuta akal, yang mungkin tidak dapat menyembuhkan dengan sempurna pun selalu saja punya cara untuk membuat kita menerima.
Entah bagaimana caranya, suatu hari kita akan tertegun dan menyadari bahwa kita masih hidup. Dan setiap luka? Tidak lagi berdarah-darah.
Satu hal yang bisa saya katakan adalah saya tidak pernah menyesali masa lalu saya. Setiap luka yang saya dapatkan akibat eboohan di masa lalu, menumbuhkan saya menjadi wanita yang lebih kuat. Apa yang saya jalani membuat saya dewasa. Pelajaran yang saya beli memang berharga mahal, tapi saya bersyukur bahwa saya diberi kekuatan untuk menyelesaikan semuanya.
Mungkin banyak yang berpikir bahwa saya tidak mencintai kekasih saya dengan kadar yang sama besar seperti yang lalu. Mereka berpikir hanya karena saya tidak lagi banyak menulis, itu berarti saya tidak memuja kekasih saya. Tapi sesungguhnya tidak tepat. Karena meskipun tidak ada dua cinta yang serupa, saya bisa dengan pasti menyatakan .. Bahwa saya mencintai kekasih saya dengan sungguh-sungguh. Dan tidak ada satu orang-pun yang saya inginkan selain dia.
Apa yang saya rasakan saat ini tentunya sudah jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan dalam hubungan saya yang lalu-lalu.
Tapi bagaimana munkin sama? Manusia berubah, waktu dan keadaan pun tidak konstan. Dan cinta? Dia beradaptasi seiring perubahan.
Saat ini, cinta yang saya punya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu. Prioritas dan mimpi saya berevolusi seiring dengan usia saya yang bertambah. Dan saya yang sekarang, bukan lagi saya yang dulu.
Saat ini, cinta yang saya bangun mungkin adalah perwujudan dari cinta yang lebih dewasa. Hubungan saya lebih teduh, lebih tenang dan tidak beriak. Drama percintaan saya jauh dari cerita ala-ala sinetron-sinetron. Dan saya bukan lagi si selingkuhan yang setiap malam menangisi takdir.
Dan mungkin kalian tidak tahu, bahwa setiap hari saya tidak pernah berhenti bersyukur bahwa saya diizinnkan mencicipi sebuah hubungan yang sehat. Yang didasari oleh sesuatu yang lebih sakral, dan dimulai dengan cara yang benar.
Dulu saya meminjam kebahagiaan orang lain. Dan saya membayarnya dengan bunga berlipat kali ganda.
Dan disini saya sekarang, dengan kekasih saya yang tidak perlu menyembunyikan saya di sudut-sudut malam. Cinta yang saya bangun mungkin memang cuma cinta yang sederhana. Kamipun tidak punya banyak hal fantastis yang bisa kami sombongkan. Tapi sungguh itu cukup. Cukuplah bahagia diukir dengan senda gurau kekasih saya dengan orang-orang terdekat dalam hidup saya. Cukuplah sempurna dinilai dengan waktu curi-curi yang kami habiskan dengan melakukan hal-hal sederhana.
Cukuplah dia menyayangi putri saya, dan putri saya tidak asing dengan dia.
Sungguh cukuplah dengan itu.
Love,

- Posted using BlogPress from my iPad